BAB 7 PERGERAKAN
Pergerakan Otot
Otot berfungsi untuk membantu membantu menstabilkan sendi-sendi di dalam tubuh. Selain itu, otot juga akan membantu mempertahankan postur tubuh.
Sebuah neuromuscular junction adalah sinaps antara akson torneuromuscular junction adalah sinaps antara akson torneuromuscular junction adalah sinaps antara akson tor neuron mo- dan serat otot. Dalam otot rangka, setiap akson rilis acetylcholine di persimpangan neuromuskular, dan asetilkolin selalu menggairahkan otot kontrak. Defisit asetilkolin atau gerakan reseptor merusak nya. Setiap otot membuat hanya satu gerakan, kontraksi. Tidak ada pesan menyebabkan relaksasi; otot hanya rileks ketika tidak menerima pesan ke kontrak. Ada juga ada pesan untuk bergerak otot dalam arah yang berlawanan. Mov- ing kaki atau lengan bolak-balik membutuhkan menentang set otot, yang disebut otot antagonis.


Otot jantung, ditemukan dalam hati, terdiri dari serat yang sekering bersama-sama di berbagai titik. Karena fusi ini, otot jantung berkontraksi bersama-sama

Otot Bisep
Ciri Otot Bisep yaitu otot bisa dilihat dengan mata telanjang atau bisa dilihat secara langsung. Otot tersebut memiliki dua kepala atau caput yang terletak pada daerah yang berbeda.
Otot bisep bisa ditemukan pada daerah lengan sebelah atas ketika lengan ditekuk. Contoh Otot Bisep yaitu bagian tangan dari ujung telapak tangan hingga pangkal tangan, entah ketika diluruskan maupun ditekuk.
Cara Kerja Otot Bisep bisa dicontohkan ketika lengan tangan ditekuk. Ketika lengan ditekuk, otot bisep akan membesar yaitu pada bagian atas lengan. Terjadinya sebuah kontraksi menjadikan otot tersebut akan memendek. Namun jika lengan tangan diluruskan, otot brisep akan relaksasi yaitu dengan memanjang.
Otot Trisep
Pengertian Otot Trisep yaitu otot besar berkepala atau bercaput dengan jumlahnya tiga. Triceps Brachiiatau otot trsep disebut bercaput tiga karena caput tersebut terdapat pada tiga tempat yang berbeda. Kepala atau caput tersebut yaitu caput longum, caput medial, dan caput lateralis.
Fungsi dari otot trisep yaitu sebagai penahan beban lengan pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku. tetapi berbeda pada caput longum yang dapat melakukan adduksi atau gerakan mendekati tubuh sendi bahu.
Cara Kerja Otot Trisep yaitu ketika lengan tangan ditekuk, maka otot trisep akan berelaksasi. Letak otot trisep yaitu pada bagian bawah. Cara otot trisep relaksasi yaitu dengan cara memanjang. Jika lengan tangan dibuat lurus, maka otot trisep akan berkontraksi yaitu dengan membesar atau memendek.
Cara kerja dari otot trisep yaitu masuk dalam kategori jenis otot antagonis. Otot trisep selalu berdampingan dengan otot bisep. Ketika otot trisep berkontraksi, maka otot bisep akan berelaksasi.
Dan sebaliknya ketika otot trisep berelaksasi maka otot bisep akan berkontraksi. Contoh Otot Trisep yaitu tangan yang meliputi telapak tangan hingga pangkal lengan baik ketika ditekuk maupun diluruskan.
Otot cepat dan Lambat
Serabut otot tipe ini di sebut juga tipe serabut aerobik, otot merah atau Slow oxsidative. Serabut nya mempunyai kemampuan aerobik yang sangat kuat, yaitu dalam upaya suatu proses oxsidasi untuk menghasilkan energi yang disebut Adenosine Tri Phosphate (ATP). Kontraksinya lambat, sehingga ia sangat berguna dalam aktivitas ketahana yang memerlukan waktu yang sangat panjang. Serabut otot ini mempunyai nilai ambang yang lebih rendah terhadap aktivitas ion Calcium dan lebih sedikit respons tenaga terhadap ion calcium. Disamping itu ia lebih efisien menggunakan oksigen untuk membantuk bahan bakar tenaga nya, sehingga tipe ini sangat ideal untuk aktivitas yang membutuhkan waktu lama dan terus menerus dan tidak mudah lelah. Aktivitas itu dapat berupa lari maraton atau bersepeda selama berjam-jam. Tipe satu ini mempunyai niosin ATPase yang lambat. niosin ATPase adalah enzim yang berfungsi dalam pemecahan ATP untuk menghasilkan tenaga. Secara mikroskopis, serabut tipe I ini mempunyai mitokondria dan mioglobin dalam jumlah yang lebih banyak dari pada serabut tipe II. Adanya mioglobin yang banyak serta Vaskularisasi yang padat membuat warna otot tersebut tampah kemerah-merahan. Ciri lainnya adalah diameter serabut nya lebih kecil.
Tipe 2 atau Fast Twitch
Serabut otot tipe ini disebut juga tipe serabut otot anaerobik, otot putih atau fast-glycolytic (FG).
Lebih lanjut, tipe II ini dibedakan menjadi subdivisi, yaitu tipe IIa atau sering juga disebut sebagai FTA, tipe IIx ekivalen dengan tipe 2b pada hewan, dan tipe IIc atau FTC; atau tipe intermediate. Kesemuanya ini di hubungkan dengan kecepatan kontraksi dan seumber energi utaman yang diproduksiny. tipe II ini mempunyai niosin ATPase yang cepat.
Secara Mikroskopis, serabut tipe II mempunyai mitokondria dan mioglobin dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding dengan serabut otot lambat, vaskularisasinya juga lebih sedikit sehingga dalam penglihatan mikroskopis tampak pucat warnanya.
Sukarela dan Gerakan Involuntary
refleks merupakan respon otomatis konsisten terhadap rangsangan. refleks merupakan respon otomatis konsisten terhadap rangsangan. kita biasanya berpikir refleks sebagai paksa karena mereka di-sensitif terhadap bala biasanya berpikir refleks sebagai paksa karena mereka di-sensitif terhadap bala biasanya berpikir refleks sebagai paksa karena mereka di-sensitif terhadap bala bantuan, hukuman, dan motivasi. Peregangan Refleks adalah salah satu contoh. Lain adalah penyempitan pupil dalam menanggapi cahaya terang.
Beberapa perilaku adalah murni sukarela atau terpaksa, refleksif atau nonreflexive. Berjalan, yang kita anggap sebagai sukarela, termasuk komponen paksa. Ketika kita berjalan, kita secara otomatis mengkompensasi benjolan dan penyimpangan dalam jalan. The spontan refleks bahwa tes dokter memberikan kontribusi untuk berjalan; mengangkat kaki atas secara refleks bergerak kaki bagian bawah ke depan dalam kesiapan untuk langkah berikutnya.
7.2 Otak Mekanisme Gerakan
Mengapa kita peduli bagaimana otak mengontrol gerakan?
Salah satu tujuannya adalah untuk membantu orang-orang yang mengalami kerusakan sumsum tulang belakang atau amputasi anggota tubuh. Misalkan kita bisa mendengarkan pesan otak mereka dan memecahkan kode gerakan apa yang ingin mereka buat. Kemudian insinyur biomedis mungkin mengarahkan pesan itu ke stimulator otot atau anggota badan robot. Kedengarannya seperti fiksi ilmiah. Para peneliti menanamkan serangkaian mikroelektroda ke dalam motor korteks seorang wanita yang lumpuh dari leher ke bawah. Kemudian mereka menghubungkan elektroda di korteks motorik primer ke lengan robot, memungkinkannya untuk membuat gerakan menggapai dan menggenggam yang sederhana. Wanita lain dengan perangkat serupa menunjukkan peningkatan bertahap selama 13 minggu pelatihan, meningkatkan akurasi gerakan lengannya dalam tiga dimensi. Kemajuan lebih lanjut akan tergantung pada teknologi dan kemajuan dalam memahami mekanisme gerakan otak.
Sistem Otot dan Saraf

Fungsi sumsum tulang belakang manusia
Otak dan sumsum tulang belakang adalah dua bagian organ dari sistem saraf pusat. Sama halnya dengan otak yang memiliki beberapa fungsi maka sumsum tulang belakang juga memiliki beberapa fungsi berbeda.
Berikut ini adalah beberapa fungsi sumsum tulang belakang yang perlu Anda ketahui:
1. Mengumpulkan dan mengirim informasi ke otak
Fungs sumsum tulang belakang yang pertama adalah mengumpulkan informasi-informasi dari sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Informasi-informasi tersebut kemudian dikirim ke otak untuk diolah dan memberikan respon.
2. Menerima pesan dari otak
Sumsum tulang belakang tidak hanya berfungsi untuk mengirim pesan ke otak tetapi juga menerima pesan atau perintah dari otak. Komunikasi antara kedua bagian sistem saraf pusat ini memang berjalan dua arah.
3. Menjadi jalan pintas bagi gerak refleks
Fungsi sumsum tulang belakang juga merupakan jalan terpendek dari gerak refleks. Ada suatu kondisi di mana mekanisme sistem saraf dituntut membutuhkan respon cepat. Contohnya adalah ketika tangan terkena percikan api atau jari tertusuk jarum.
Semua kondisi tersebut memerlukan mekanisme perjalanan impuls saraf yang lebih singkat daripada mekanisme pada gerak sadar. Perjalanan impuls saraf pada gerak refleks tidak melalui otak melainkan ke sumsum tulang belakang.
Gerak sadar tidak mengalami proses pengolahan informasi di otak sebagaimana gerak sadar. Inilah yang membuat tubuh cepat memberikan respon terhadap rangsangan sensoris pada kondisi-kondisi mengejutkan.
4. Mendistribusikan perintah ke saraf motorik
Pada gerak refleks, rangsangan yang diterima oleh sel sensoris akan mengirimkan pesan dengan cepat ke sumsum tulang belakang. Fungsi sumsum tulang belakang setelah mendapatkan pesan adalah mengirimnya ke saraf-saraf motorik.
Saraf motorik pun akan melanjutkannya ke organ-organ gerak atau disebut juga efektor. Organ-organ gerak tubuh adalah otot-otot dan kelenjar endokrin. Inilah yang membuat otot-otot dapat bergerak.
Gerakan otot inilah yang membuat tubuh manusia bisa bergerak. Jadi, bukan tulang yang menggerakkan melainkan otot yang menggerakkan tulang. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang adalah alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri.
Koneksi dari otak ke sumsum tulang belakang
Pesan dari otak akhirnya harus mencapai medula dan sumsum tulang belakang, yang mengontrol otot-otot. Penyakit sumsum tulang belakang mengganggu kontrol gerakan dalam berbagai cara, Jalur dari korteks otak ke sumsum tulang belakang disebut saluran kortikospinalis. Kedua traktat kontribusi dalam beberapa cara untuk hampir semua gerakan, tapi gerakan mungkin bergantung pada satu saluran lebih dari yang lain.
7.3 Gangguan Pergerakan
Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya, penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan menulis.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penyakit ini memburuk secara bertahap seiring berjalannya waktu, dan terbagi menjadi 5 tingkatan (stadium) seperti dijelaskan di bawah ini:
- Stadium 1. Pada stadium 1, gejala penyakit Parkinson tergolong ringan dan tidak mengganggu aktivitas penderita.
- Stadium 2. Jangka waktu perkembangan penyakit Parkinson dari stadium 1 ke stadium 2 berbeda pada tiap penderita, dapat berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun. Pada tahap ini, gejala mulai terlihat.
- Stadium 3. Penyakit Parkinson stadium 3 ditandai dengan gejala yang makin jelas terlihat. Gerak tubuh mulai melambat, dan mulai mengganggu aktivitas penderita.
- Stadium 4. Pada tahap ini, penderita mulai kesulitan berdiri atau berjalan. Gerak tubuh penderita akan semakin melambat, sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk menunjang aktivitasnya.
- Stadium 5. Penyakit Parkinson stadium 5 dapat membuat penderita sulit atau bahkan tidak bisa berdiri sama sekali. Penderita juga dapat mengalami waham (delusi) dan halusinasi.

Gejala dan Penyebab Penyakit Parkinson
Gejala awal parkinson biasanya cenderung ringan dan tidak disadari oleh penderita. Terdapat 3 gejala utama yang dialami penderita Penyakit Parkinson yaitu tremor, gerak tumbuh melambat dan kaku otot.
Penyakit Parkinson terkait dengan kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang disebut susbstantia nigra. Hal itu menyebabkan berkurangnya produksi dopamin sehingga gerakan tubuhpun melambat.
Pengobatan Penyakit Parkinson
Ada beberapa metode penanganan Penyakit Parkinson. Metode penanganan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Metode pengobatan yang dapat dilakukan berupa:
- Terapi suportif, seperti fisioterapi.
- Penggunaan obat-obatan, seperti antikolinergik dan levodopa.
- Prosedur bedah.
Parkinson dapat dicegah. Berolahraga dan rutin mengonsumsi makanan kaya antioksidan dipercaya dapat mengurangi risiko sesorang terkena Penyakit Parkinson.
Penyakit Huntington
Penyakit Huntington atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Huntington’s disease, adalah penyakit keturunan yang menyerang sel saraf tertentu pada otak. Kerusakan otak ini akan makin memburuk seiring waktu dan dapat memengaruhi gerakan tubuh, fungsi kognitif otak (persepsi, kesadaran, pemikiran, penilaian), dan perilaku penderitanya.
Penyakit Huntington awalnya disebut Huntington’s chorea (“chorea” dalam bahasa Yunani berarti menari). Hal ini disebabkan karena penderitanya sering kali melakukan gerakan-gerakan tak terkendali yang terlihat seperti tarian yang menyentak.
Ciri-ciri dan gejala
Penyakit Huntington biasanya menyebabkan gangguan gerakan, kognitif, dan kejiwaan. Gejala yang muncul pertama sangat bervariasi di antara orang-orang yang terjangkit penyakit ini.
Gangguan pergerakan
Gangguan pergerakan yang terkait dengan Huntington disease biasanya mencakup gerakan tak terkendali, atau juga kesulitan dalam melakukan gerakan.
Beberapa gangguan di antaranya:
- Tidak sengaja menyentak atau melakukan gerakan menggeliat
- Gangguan otot, seperti otot kaku atau kontraktur otot (dystonia)
- Gerakan mata yang lambat atau abnormal
- Gangguan pada gaya berjalan, postur, dan keseimbangan
- Kesulitan untuk berbicara atau menelan
Gangguan kognitif
Gangguan kognitif yang sering dikaitkan dengan Huntington disease meliputi:
- Kesulitan mengatur, memprioritaskan, atau fokus pada tugas-tugas
- Kurangnya fleksibilitas atau kecenderungan terjebak dengan pikiran, perilaku, atau tindakannya
- Kurangnya kendali hasrat yang dapat mengakibatkan gejolak, bertindak tanpa berpikir, dan seks bebas
- Kurangnya kesadaran akan perilaku dan kemampuan sendiri
- Kelambatan dalam memproses pikiran atau menemukan kata-kata yang tepat untuk merangkai kalimat
- Kesulitan dalam memproses informasi baru
Gangguan psikiatrik
Depresi dianggap sebagai gangguan kejiwaan yang paling umum yang terkait dengan Huntington disease. depresi tampaknya terjadi karena cedera otak dan perubahan dalam fungsi otak. Tanda dan gejalanya adalah:
- Perasaan mudah marah, sedih, atau apatis
- Menarik diri dari situasi sosial
- insomnia
- Kelelahan dan kehilangan energi
- Terus-terusan berpikir tentang kematian, meninggal, atau bunuh diri
Gejala Huntington disease pada remaja
Awal dan perkembangan Huntington disease pada orang yang lebih muda mungkin sedikit berbeda dibandingkan dengan yang terjadi pada orang dewasa. Masalah yang sering muncul di awal penyakit antara lain:
- Perubahan perilaku
- Kehilangan kemampuan akademik yang dipelajari sebelumnya
- Penurunan yang cepat dan signifikan dalam prestasi di sekolah
- Masalah perilaku
- Otot yang kaku dan mengkerut memengaruhi cara berjalan (terutama pada anak-anak)
- Perubahan pada keterampilan motorik halus yang mungkin terlihat dalam gangguan keterampilan, seperti tulisan tangan
- Getaran atau sedikit gerakan tak terkendali
- Kejang-kejang
Komentar
Posting Komentar